Kamis, 10 November 2011

KADO TERINDAH DI ULANG TAHUN KE 22

Sekian lama aku belajar jadi orang yang kalian inginkan, sekian lama aku berusaha hancurkan keegoisan ku agar aku jadi orang yang sesuai dengan apa yang di harapkan dua puluh dua tahun (22) telah berlalu, banyak jejak kaki yang ku tinggalkan di di jalan-jalan yang pernah ku tempuh, kadang aku menempuh jalan yang berlumpur hingga menyisakn jejeak kaki yang jelas disana. kadang kala aku harus melewati jalanan yang berdebu sehingga aku harus membawa sebagian debu itu dalam tubuh ku, kadang kala aku harus melewati jalanan yang lurus sampai-sampai aku kira jalan itu tak akan ada tikungannya, terkadang aku harus mengarungi jalan yang terjejal sampai suatu ketika aku harus menyerah dan berhenti di pertenganhan jalan tapi itu semua bukan pilhan yang terbaik dan aku pun terus berjalan hingga akhirnya aku sampai pada puncak tertinggi itu, suatu ketika ada badai yang sangat besar dan memaksa aku untuk kermbali turun dari puncak itu, terasa berat,  terasa sulit, aku pun enggan tuk turun dari puncak itu..
subhanallah badai itu menerjangku dan menyeretku turun dari puncak gunung itu hingga akhirnya aku sampai pada lembah yang sangat dalam, lembah itu menjijikan dan sangat menjijikan, semua kotoran bercampur di lembah itu.
suatu ketika badai itu terhenti setitik harapan muncul dari hatiku tak ada lagi ketakutan tak ada lagi kerisauan di dalam hatiku di saat yang tepat munculah matahari membawakan mahkota kebesaranya dia denagn tulus membantuku keluar dar kubangan lumpur itu, sedikit demi sedikit lumpur itu mulai mengering dan akhirnya kubangan lumpur itu jadi lahan yang tandus disinlah awal kehidupan baru di mulai, detik demi detik, menit demi menit terus berlalu hingga akhirnya sampailah pada waktunya aku harus mencari kehidupan yang lebih layak agar aku bisa keluar dari bencana kelaparan.
nun jauh di pandangan mata ada bayangan kehidupan yang baru, dan aku pun berjalan menyusuri lahan yang tandus sampailah di ujung lahan tandus itu ku temukan kehidupan yang baru, di tempat ini sudah ada kehidupan yang baru ada savana yang luas mungkin disinlah aku mulai bisa memulai hidup baru dengan segala keterbatasannya,dengan segala kekurangannya ini lah awal yang baru untuk hidupku, disinilah aku menata kehidupan ku, aku mulai membangun sebuah gubuk kecil di atas tanah yang tenang, ku temukan kedamaian yang baru,hari-hari terus berlalu sampailah pada bencana baru matahari teus menyinari savana itu hingga akhirnya kekeringan melanda taman impian ku yang baru. ini lah bencana,yaaaa ini lah bencana, savana itu menjadi kering,gersang dan akhirnya kebakaran hebat menghancurkan gubuk ku.
jejak kaki tak terhenti sampai disitu dan semangat tak ernah mati terbawa emosi, aku harus tetap berjalan, aku harus tetap hidup demi menemuka kehidupan yang lebih layak.
di tengah perjalanan ada seorang nenek renta menggendong anaknya, nenek itu sudah sangat tua mungkin dia lahir di seratus tahun yang lalu, aku mencoba bertnya padanya tentang jalan hidup yang dia jalani, tragis nenek itu di tinggal mati oleh suaminya ketika dia punya anak lima saat itu yang paling tua masih berumur 15 tahun dan si anak tidak bisa berbuat apa-apa karena dia punnya penyakit lumpuh, dan anak yang kedua pun sama dia kena penyakit sejenis polio yang bisa melumpuhkan setia sendi-sendi kehidupanya,cuman ada satu anaknya yang hidup normal yaitu anak yang ke empat, dia laksana pendekar yang gagah perkasa dan sangat pemberani, si nenek itu berfikir kelak anakku akan jadi seornag raja, benar saja dia kini jadi raja yang hebat dan di segani oleh rakyatnya tapi sayang dia telah mencampakan ibunya, ibunya di buang dan tidak di akui ketika dia telah menjadi raja, anak pertama, kedua dan ketiga telah meninggal yang tersisa hanya anak terakhir si bungsu, sehari-hari hannya si ungsu yang menemani ibunya dia lah yang menjadi kekuatan buat si nenek itu, tanpanya dia akan lemah, si bungsu dia lemah fisiknya namun dia punya hati yang mulia.
sampai lah aku mengetahui semua cerita si nenek itu, perjalanan pun harus ku lanjutkan, hari demi hari aku hadapi hanya untuk mencari perubahan demi kejayaan ku di akhirnanti.
ini lah penenumuan ku, aku menemukan suatu jalan yang pernah aku lalui sebelumnya yaitu jalan yang pernah aku pake untuk mencari sebuah ketenangan, jalan itu tak sebagus dulu, kini jalan itu telah hancur siapapun yang melalu jaan itu di pastikan tidak akan sanggup untuk melaluinya karena apapun ada disitu yang kapan saja bisa merebut nyawa mu, tapi aku harus tetap menempuh jalan itu, aku selalu ingat dengan motto ku "hidup itu pilihan dan di setiap pilihan pasti ada resikonya" jadi ketika ku memilih jalan itu aku pun harus siap menanggung resikonya.
sulit memang jalan itu tapi suatu ketika aku menemukan bunga yang cantik nan indah aku ingat bunga itu adalah bunga mawar yang dulu ku tanam di situ, yaaa akhirya ku kembali ke tanah dimana aku sebelumnya telah mengenal tanah itu, itu tanah yang subur tapi sayang tak ada yang mengurusnya.
seiring hari yang terus berlalu dan waktu yang tak akan kembali akhirnya bunga itu jadi bunga yang abadi selalu berbunga dan selalu mengeluarkan aroma mewangi.
semakin bunga itu mengeluarkan wanginya yang semerbak semakin kumbang-kumbang selalu berdatanagan silih berganti, namun dari seribu kumbang yang datag hanya sebagian yang di berikan kesempatan utnuk bisa menhisap sari bunganya.
entah aku hampir lupa kumbang yang mana yang bisa menghisap sari bunganya, aku sudah hampir lupa dengan semua itu, suatu ketika bunga itu sudah tak harum lagi tapi aku tak pernah bosan untuk mengurusnya dan aku malah lebih berusaha keras agar bunga itu tetap tumbuh, aku jadikan bunga itu penghias ruangan kamar tidurku, sampai akhirnya bunga itu kembali mewangi aku pun berusah menjaganya agar tak ada lagi kumbang yang menghisapnya. 
sial memang hidupku, pertama aku harus melawati jalan yang berliku,terjal dan melelahkan. kedua aku harus menaiki puncak gunung setelah berhasil badai menyapuku dan memaksa ku turun lembah yang nista, ketiga aku harus mencari jalan keluar agar aku terbebas dari lahan tandus itu, ke empat aku harus rela gubuk kecilku terbakar karena kegersangan, ke lima aku harus merelakan bunga ku kembai di hisap kumbang kembali. dan naasnya bunga itu pun dengan senang hati memberikan setiap sari-sarinya pada kumbang itu.
inilah hadiah "ULANG TAHUN KU YANG KE 22" dimana aku harus merelakan mawarku di hisap kumbang. inilah hadiah terindah yang aku dapatkan karena aku harus melihat kemunafikan ada di sisi ku, aku harus melihat bunga mawarku layu karena kemunafikanya, ku harap mawarku tidak mati karena kemnafikan yang ada dalam setiap aroma wanginya.
ku harap aroma itu jadi insfirasi untuk menjadikan bunga mawarku kembali mekar mewangi. maaf aku sudah berusaha memberikan segalanya buat kamu, totalitasku cuman buat kamu, tapi kenyataan yang ku dapat berbeda  kmu rela memberikan sari bunga yang manis itu ke kumbang itu.

Selamat Tinggal mawarku, Penghianatan mu adalah Kado Terindah Dalam Hidupku.




Bandar Lampung 11-11-2011


ULANG TAHUN YANG KE 22


 yaaa...ku pikir hidup baru akan datang menyambutku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar